Perbedaan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Berpikir Kritis Siswa yang Diajar Menggunakan Pembelajaran Konvensional Dengan Kontekstual
DOI:
https://doi.org/10.47662/farabi.v4i1.78Kata Kunci:
Pembelajaran Kontekstual, kemampuan berpikir kreatif, kemampuan berpikir kritisAbstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui (1) Untuk mengetahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, (2) Untuk mengetahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, (3) Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang diajarkan dengan pembelajaran kontekstual dan yang diajarkan dengan pembelajaran Konvensional, (4) Untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan yang diajarkan dengan pembelajaran kontekstual dan yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Binjai. Kemudian secara acak dipilih tiga kelas dari semua kelas X SMA Negeri 2 binjai yaitu kelas XA, kelas XB, dan kelas XC dimana kelas XA sebagai kelas eksperimen dan kelas XB sebagai kelas kontrol serta kelas XC sebagai kelas uji coba instrumen. Kelas uji coba digunakan untuk menyempurnakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan menerapkan pembelajaran kontekstual. Instrumen penelitian ini menggunakan tes berpikir kreatif dan berpikir kritis matematis. Instrumen tersebut telah di uji oleh validator dan telah memenuhi syarat validitas isi, serta koefisien reabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Dari hasil perhitungan uji F, dihasilkan bahwa Fhitung = 102,477 dan Ftabel = 4,006873 dengan taraf signifikan sebesar 5% Jika Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional (2) Dari hasil perhitungan uji F, dihasilkan bahwa Fhitung = 7,557737 dan Ftabel = 4,006873 dengan taraf signifikan sebesar 5% Jika Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, (3) Keaktifan siswa dalam pembelajaran kontekstual dan konvensional memenuhi batas toleransi, (4) Rata – rata persentase keseluruhan komponen respon siswa terhadap pembelajaran kontekstual dan konvensional lebih besar atau sama dengan 80%, maka disimpulkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran kontekstual dan konvensional adalah positif (5) Proses penyelesaian jawaban siswa dengan menggunakan pembelajaran kontekstual memiliki kriteria baik. Hal ini ditunjukkan dengan jawaban siswa dalam menyelesaikan tes kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis siswa lebih baik pada kelas pembelajaran kontekstual dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Referensi
Octavia Shilphy A. 2020. Model model Pembelajaran : Yogyakarta :CV Budi Utama
Saeful Anam. 2021 Group Investigation; Konsep dan Implementasi dalam Pembelajaran. Lamongan: Academia Publication
Arikunto, Suharsimi.2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi .Aksara.
Asra, Sumiati, 2013. Metode Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima.
Hartono. 2012.Statistik Untuk Penelitian . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Istarani, 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada
Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual. Bandung : Refika Aditama.
Riduwan. 2013. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Jakarta :Grafindo Persada.
Sagala, S. 2003. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2021 FARABI: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.