ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG TANAMAN HIAS
Abstrak
Tanaman hortikultura (tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, bunga-bungaan) mendapat perhatian besar. Karena komoitinya dapat digunakan sebagai sumber pertumbuhan dari sektor pertanian. Namun kendala yang biasanya muncul pada tanaman hortikultura adalah menuntut usahatani yang relatif besar, khususnya untuk pembelian bibit, penggunaan tenaga kerja serta perawatan lain. Tanaman hortikultura memiliki fungsi strategis dalam pemenuhan kebutuhan vitamin, mineral, kesehatan , penyegar dan lingkungan. Tetapi nilai ekonomis produknya masih perlu diupayakan peningkatannya. Dari 1.224 jenis tanaman hortikultura, 502 jenis adalah tanaman hias, 414 jenis tanaman buah-buahan dan 238 jenis sayuran (Sunaryono, 1991).
Dari pengelompokan tanaman hortikultura ini, masing-masing kelompok sangat beragam baik jenis maupun fungsinya. Kelompok tanaman hias ada yang berfungsi sebagai tanaman hias pot (suplir), bunga potong (anyelir, krisan, mawar) dan tanaman elemen tanaman (cemara, pinus, kembang sepatu) (Sumadi, 1997).
Bunga merupakan salah satu jenis sekian banyak hasil pertanian. Tanaman ini memiliki estetika (keindahan) serta daya tarik tersendiri, selain itu juga mempunyai nilia ekonomis untuk keperluan hiasan didala maupun diluar ruangan. Karena nilai ekonomisnya tanaman inipu dapat diusahakan menjadi suatu bisnis yang menjanjikan keuntungan besar.
Tanaman hias merupakan bisnis masa depan yang perlu memahami bagaimana berbisnis dan menguasai jiwa kewirausahaan tanaman hias. Mekanisme sistem agribisnis tanaman hias harus benar-benar dikuasai dan dipahami. Semakin bertambahnya jumlah penduduk diiringi dengan tingkat pendapatan yang meningkat, diharapkan usaha tanaman hias memiliki prospek yang positif. Hal ini disebabkan banyaknya persaingan antar pedagang bunga, bersamaan dengan berkembangnya usaha bunga tersebut (Soekartawi, 1996).